Chord Gitar

Sabtu, 12 Oktober 2013

Tune Up

Tune Up


       Tune Up adalah Cara mengembalikan kondisi kendaraan ke semula. Kendaraan yang menempuh jarak dan waktu yang lama biasanya mengalami gangguan - gangguan pada sistem - sistemnya. Oleh karena itu, harus ada pengembalikan kondisi kendaraan agar kendaraan nyaman dipakai kembali. Biasanya kerusakan pada kendaraan terjadi pada sistem pengapiannya.
       Cara tune Up Pada Kendaraan terbagi menjadi 2 bagian. Yaitu Tune Up pada mesin kendaraan Konvensiona, dan Tune Up pada Kendaraan bermesin EFI (Elektronik Fuel Injection).
       Berikut ini cara - cara memngembalikan kondisi kendaraan (Tune Up) pada kendaraan bermesin konvensional.

       1. Batrai ( Accumulator )
       Bagian – bagian yang diperiksa pada bateri adalah :
a. Kotak Baterai
     - Kotak Baterai ( tidak rusak )
     - Terminal baterai (tidak longgar, tidak berkarat )
     - Penyangga baterai (tidak berkarat )
     - Pengikat batrai ( tidak berkarat )
b. Elektrolit Baterai (diukur dengan Hydrometer dengan standar ukuran 1,25 )

       2. Saringan Udara (air filter)
       Cara membersihkan saringan udara adalah dengan menyemprotkan udara bertekanan dari kompresor ke dalam saringan udara. Catatan : jangan menyemprotkan udara kebagian luar saringan udara karena dapat merusak elemen – elemen kertas pada saringan udara tersebut.

       3. Karburator
       Karburator merupakan tempat  pencampur antara udara dan bahan bakar lalu mengirim campuran tersebut pada intake manifold lalu ke engine sesuai dengan kebutuhan.
       Cara pemeriksaan karburator adalah sebagai berikut:
     a. Katup throttle harus membuka penuh pada saat pedal gas ditekan penuh, dan harus menutup penuh pada saat pedal gas dikembalikan
     b. Bahan bakar harus menyemprot pada saat pedal gas ditekan penuh
     c. Katup chuk harus menutup pada saat tuas chuk ditarik, dan membuka pada saat tuas dikembalikan.

       4. Coil Pengapian
       Cara memeriksa koil pengapian :
     a. Mengukur Tahanan Ballast, dapat dilihat dari gambar dibawah (dengan standar ukuran 1,1 – 1,3 Ω).
     b. mengukur tahanan primer coil dengan tahanan ballast (standar ukuran 1,5 – 1,9 Ω).
     c. tahanan sekunder coil (standar ukuran 10,7 – 14,5 KΩ)

       5. Memeriksa busi dan kabel tegangan tinggi
       a.  Secara Visual
       Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir atau isolator, keausan elektroda,gasket rusak atau berubah bentuk, elektroda terbakar atau kotor berlebihan.
       b.  Membersihkan Busi
       Bersihkan busi dengan ampelas atau sikat kawat, kalau ada pakailah alat pembersih busi dengan catatan jangan terlalu lama, lalu semprot dengan udara bertekanan.
       c.  Menyetel celah busi
       Setelah dibersihkan, pas kan celah busi dengan menggunakan Feeler Gauge dengan celah antara 0,70 - 0,80 mm.
       d. Memeriksa kabel tegangan tinggi
       Periksa semua kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi dari coil dengan avometer ( Setandar ukuran kurang dari 25 kΩ ).

       6. Memeriksa Tekanan Kompresi Engine
       Cara Memeriksa Tekanan Kompresi Engine :
          1) Panaskan engine sampai suhu kerja engine.
          2) Lepas semua busi
          3) Lepas pegangan tinggi dari coil agar aliran sekunder terputus
          4) Masukkan alat kompresion tester pada lubang busi,
          5) Buka katup trottle penuh dan starter engine pada putaran 250 Rpm maksimal 3 detik
          6) Baca hasil pengukuran. Hasil pengukuran antara 9 - 12 kg/cm2. Sesuaikan dengan manual merek kendaraan yang diukur.
       7. Distributor
       a. Memeriksa tutup distributor
       Pemeriksaan tutup distributor dari kemungkinan retak, berkarat, kotor atau terbakar, terminal terminalnya kotor atau terbakar dan pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.
       b. Menyetel celah platina
       Stel celah platina dengan feeler gauge dengan standar ukuran 0,45 mm. Jika platina aus atau terbakar maka harus diganti dengan yang baru.
       c. Memeriksa sudut Dwell
       Periksa sudut Dwell dengan menggunakan Dwell tester. Dwell tester pada saat penguuran harus menunjukan pada angka 500 – 54o, jika tidak menunjuk pada angka tersebut maka harus diadakan penyetelan ulang pada celah platina.
       d. Mengukur tahanan kontak pemutus
       Pada waktu kontak pemutus berhubungan (menutup). Ukur tahanan kontak pemutus antara platina dengan body (Standar ukuran 0Ω)
       e. Memeriksa saat pengapian
       Pada putaran maksimal 950 rpm saat pengapian harus antara 5o – 15o sebelum TMA (titik mati atas) sesuai dengan spesipikasi pabrik kendaraan tersebut. Penyetelannya dengan cara merubah posisi distributor serta menggunakan alat Timming Light
       f. Memeriksa kerja governor advancer
       Cara pemeriksaannya yaitu dengan cara memutar Rotor searah jarum jam, rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam.

       8. Menyetel celah katup
       Cara menyetel celah katup pada top 1:
1) TOP kan pada top 1 (tanda di puli sejajar dengan angka nol) dengan cara memutar puli 360o searah jarum jam.
2) Lihat distributor, rotor harus menunjuk pada kabel busi no 1.
3) Katup yang bebas
                - Silinder no 1 Ex dan In
                - Silinder no 2 In
                - Silinder no 3 Ex
4) Ukur celah katup yang bebas diatas, antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker Arm). Dengan standar ukuran katup hisap (in) : 0,20mm; katup buang (Ex) : 0,30mm. Ukuran tersebut bisa berubah sesuai merek kendaraannya.

       Cara menyetel celah katup pada top 4:
1) TOP kan pada top 4 (tanda di puli sejajar dengan angka nol) dengan cara memutar puli 360o searah jarum jam.
2) Lihat distributor, rotor harus menunjuk pada kabel busi no 4.
3) Katup yang bebas
                - Silinder no 4 Ex dan In
                - Silinder no 3 In
                - Silinder no 2 Ex

4) Ukur celah katup yang bebas diatas, antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker Arm). Dengan standar ukuran katup hisap (in) : 0,20mm; katup buang (Ex) : 0,30mm. Ukuran tersebut bisa berubah sesuai merek kendaraannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar