AYAT AL QURAN TENTANG ETOS KERJA
A. Pengertian
Etos Kerja
Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan itu
akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi,
baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggungjawab yang tinggi.
B. Sikap
Kerja Keras
Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib,
rajin, dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan
kewajiban bagi insan yang beragama Islam. Agama merupakan motivasi dan sumber
gerak serta dinamika dalam mewujudkan etos kerja. Islam menyuruh manusia untuk
bekerja dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing. Memang hanya
manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan meraih
prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Ada beberapa sikap
mental yang mencerminkan sikap ini antara lain:
1. Proaktif, yaitu sikap yang ingin mengubah lingkungan, mengubah keadaan yang
ada, atau membuat suasana lebih kondusif. Sebagaimana firman Allah dalam Surat
Ar Ra’ad ayat 11 berbunyi:
Artinya:”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” Lihat Al-Qur’an on line di goole
2. Memulai suatu pekerjaan dengan
setelah sempurna dalam pikiran.
Kegiatan seperti ini kegiatan yang mengacu kepada
visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini
menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat masing-masing. Usaha itu
akan dipengaruhi kesungguhan mengerjakan dan niatnya sesuai denga Firman Allah
dalam Al Qur’an yang berbunyi sebagai berikut.
Artinya: ”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya.”(Q.S. AnNajm:39) Lihat Al-Qur’an on
line di goole
Dengan keterangan ayat diatas maka
jelaslah bahwa manusia mempunyai keharusan untuk berusaha dan mampu mengubah
kondisi sendiri dari kemunduran dan keterbelakangan untuk menuju kepada
kemajuan. Suatu prestasi kerja dan keberuntungan tidak dapat diraih dengan
mudah oleh seseorang, melainkan melalui usaha dan kerja keras yang dibarengi
idealisme dan optimisme yang tinggi. Bekerja keras bagi manusia merupakan
keharusan dan panggilan hidup manusia. Jika kita berusaha dengan baik serta
diiringi dengan hati yang ikhlas karena Allah maka hal itu termasuk ibadah dan
perbuatan yang berpahala.
3. Selesai
mengerjakan suatu pekerjaan beralihlah kepada yang lain
Kita harus selalu mengatur waktu untuk mengerjakan
pekerjaan sehingga tidak ada waktu yang terbuang, membuat nilai waktu itu
maksimal, baik untuk urusan dunia ataupun akhirat. Karena waktu itu laksana
pedang apabila kita tidak menggunakannya ia akan memotong kita tanpa menunggu,
waktu tak pernah berhenti. Sesuai Firman Allah dalam surat Al-Insyirah ayat 6
dan 7 berbunyi:
Artinya: Maka
apabila telah menyelesaikan suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain, dan
kepada Tuhanmu gemar dan berharaplah! ( Al-Insyiroh ayat 7-8 ) Lihat
Al-Qur’an on line di goole
4.
Mewujudkan Sinergi, saling bekerjasama mencapai tujuan.
Kejelekan yang terorganisir bisa
mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Itu rahasia mengapa Rasulullah
mendidik umat untuk selalu berjamaah dalam sholat. Kerjaaan yang berat bila
digotong bersama-sama akan menjadi ringan, pekerjaan yang susah akan menjadi
mudah.
5. Sibuk memperbaiki diri sendiri,
tidak memiliki waktu untuk mencela orang lain.
Dalam Islam setiap perbuatan manusia
mempunyai nilai positif bagi kehidupan manusia. Karena itu setiap muslim
tatkala melakukan kegiatan, harus ada nilai tambah yang bermanfaat, baik bagi
dirinya ataupun orang lain. Inilah yang dinamakan amal shaleh. Ratusan kali Al
Qur’an mengulang-ulang kalimat amal shaleh, hal ini menunjukkan betapa kerja
keras mendapatkan perhatian yang sangat penting bagi kehidupan setiap muslim.
Al Qur’an menggambarkan bahwa
manusia memiliki peran besar yang dapat membawa kebangkitan dan keruntuhan
jalannya sejarah. Peran penting ini didasari karena manusia memiliki
unsur-unsur yang menyatu luar dan dalam sehingga perubahan sejarah dan kehidupan
manusia sendiri berada dipundaknya. Unsur luar adalah jasmani dan bentuk
lahiriah, sedangkan unsur dalam adalah perpaduan antara pandangan hidup, tekad,
kehendaknya. Meskipun kedua unsur itu harus sama mendapat pembinaan, namun Al
Qur’an menekankan bahwa unsur dalam harus dapat perhatian lebih. Allah
Berfirman sebagai berikut :
Artinya: ” Sesungguhnya Allah tidak
akan merobah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang terdapat dalam
diri mereka” ( Q.S. Ar. Ra’ad ayat 11) Lihat Al-Qur’an on line di goole
Berdasarkan ayat ini, keberhasilan
atau kegagalan tergantung pandangan hidup yang dimilikinya. Ada yang terbatas,
sempit dan sementara namun ada juga yang luas dan jauh kedepan. Bagi muslim
diajarkan untuk memiliki pandangan hidup yang mendunia dan berwawasan
keakhiratan.
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat
penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu sebagai seorang pengusaha atau
manajer. Menurut A. Tabrani Rusyan, (1989) fungsi etos kerja adalah:
(a) pendorang
timbulnya perbuatan
(b) penggairah dalam aktivitas
(c) penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
(b) penggairah dalam aktivitas
(c) penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
C. Cara Menumbuhkan Etos Kerja :
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004)
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004)
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
Surat Al
Mujadalah Ayat 11
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Mujadalah : 11)
1.
Penjelasan Ayat
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hati dari
Muqatil bin Hibban, bahwa pada suatu hari, yaitu hari Jum’at para pahlawan
perang Badar datang ketempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang pada tidak
mau memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa mereka
berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri pada orang-orang yang lebih dahulu duduk.
Sedang para pahlawan Badar disuruh duduk ditempat mereka. Orang-orang yang
disuruh pindah tempat merasa tersinggung perasaannya. Kemudian turunlah ayat
ini sebagai perintah kaum Muslimin untuk menaati perintah Rasulullah dan
memberi kesempatan duduk kepada sesama mukmin.[1][2]
Pada bagian
akhir dari ayat 11 di atas menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat
tinggi-tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.
Orang-orang mukmin diangkat oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang
berilmu diangkat kedudukannya karena mereka dapat memberi banyak manfaat kepada
orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama atau keakheratan
saja, tetapi menyangkut ilmu-ilmu keduniawian. Apapun ilmu yang dimiliki
seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain maka akan mejadi
pusaka bagi pemiliknya, selain amal jariyah dan anak shaleh.[2][3]
2.
Hal-hal yang
Menunjukkan dan Menerapkan Perilaku
Beretos Kerja
a. Sesama
mukmin hendaknya saling memberi kelapangan atau berlapang-lapang dada terutama
didalam majlis, sebagai bentuk penghargaan, penghormatan dan kepedulian
terhadap sesama saudara.
b. Allah
mengangkat derajat kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
menuntut ilmu beberapa derjat. Dan dengan ilmunya itu mereka bisa mengamalkan
ilmunya di sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi.
c. Allah dan
Rasulnya sangat menghormati orang-orang yang berilmu, karena jasanya umat
terbimbing menuju kehidupan yang benar dan pada kehidupan yang lebih baik.
Surat Al
Jumuah Ayat 9-11
Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at,
Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di
hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan
meninggalakan semua pekerjaannya. (QS. Al Jumuah : 9-10)
1.
Penjelasan
ayat
Qur’an surat Jum’ah ayat 9 di atas
berkenaan dengan seruan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar segera
mendirikan shalat Jum’ah dan meninggalkan jual beli.
Yang
dimaksudkan dengan “Ìø.ÏŒ «!$#” adalah gabungan dari sejak adzan,
khutbatain, iqamah dan shalat Jum’ah, hendaknya segala macam kesibukan, seperti
jual beli, perniagaan, pekerjaan dan lain-lain harus segera ditinggalkan. Dalam
hadist nabi SAW dari Thariq bin Syihab ra. Beliau bersabda :
االجمعة حقّّ
واجب على كلّ مسلم فى جماعة الاّ على اربعة : عبد مملوك او امراة او صبيّ او مرييض. (رواه ابووداود
والحاكم)
“Shalat jum’ah itu wajib atas
tiap orang muslim berjamaah, kecuali empat orang yaitu hamba sahaya, wanita,
anak-anak atau orang sakit”
Dalam riwayat lain yang berasal dari
Abu Ja’d, Rasulullah SAW bersabda:
من ترك ثلاث جمع متهاونا بها طبع الله
على قلبه. (رواه احمد)
“Barang siapa meninggalkan tiga
kali shalat jum’at karena meremehkannya (menganggap enteng) maka Allah
akan menutup hatinya”
Diakhir ayat ini diegaskan, bahwa
menaati perintah Allah dengan melaksanakan shalat jum’at adalah lebih baik bagi
orang-orang yang memahainya sebab selain akan memperoleh keridhoan Allah,
shalat jum’at dapat menimbulkan persatuan dan kesatuan antara umat Islam, akan
memperkuat tali ukhuwah Islamiyah karena shalat jum’at dilakukan dengan
berjamaah.
Pada ayat 10
ditegaskan lagi, yaitu apabila telah ditunaikan shalat, maka bersegeralah
mencari karunia Allah, kembali pada kegiatan masing-masing bertebaran dimuka
bumi untuk mencari rizki yang halal dan baik.[3][4]
Diakhir
ayat, Allah SWT menganjurkan bahwa dalam mencari rizki supaya banyak berdzikir
kepada-Nya agar memperoleh keberuntungan. Dzikir artinya ingat atau menyebut.
Dzikrullah adalah bagian terpenting dalam kehidupan umat Islam, baik dalam
kaitannya dengan masalah aqidah, ubudiyah dan akhlak. Baik dalam hubungan
dengan Allah maupun hubungan sesama manusia, Rasulullah adalah orag yang paling
banyak berdzikir, selalu ingat kepada Allah baik dalam situasi dan kondisi
apapun.
Dalam
sebuah hadist disebutkan :
عن عائيسة رضي الله عنها قالت : كان
رسول الله ص.م. يذكر الله على كلّ احيانه. (رواه مسلم)
Dalam ayat 11 ditegaskan tentang
sikap sebagian orang-orang mukmin yang masih silau dengan pernagaan, dengan
duniawi, padaha mereka saat itu sedang mendengarkan khutbah Nabi Muhammad SAW.
keudian turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa apa yang disisi Allah adalah
jauh lebih baik dari pada permainan dan perniagaan. Dan diujung ayat ini
ditegaskan pula Allah itu sebaik-baik pember rizki. Oleh karena itu,
kepada-Nyalah kita arahkan usaha dan ikhtiyar untuk memperoleh rizki yang halal
dan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya.
2.
Hal-hal yang
Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
a. Shalat
jum’at adalah suatu kewajiban bagi orang-orang yang beriman, karenanya bila
waktunya telah tiba maka harus meinggalkan segala kesibukan dan aktifitas
duniawi.
b. Bila shalat
jum’at telah ditunaikan, maka dapat melanjutkan aktifitasnya kembali,
bertebaran dimuka bumi untuk mencari karunia Allah yang halal lagi baik, serta
banyak berdzikir kepada Allah dalam mencari rizki.
c. Manusia
sering silau terhadap gemerlapnya duniawi, sehingga lebih memprioritaskan
kepentingan duniawi dari pada kepentingan ukhrawi.
d. Allah
menegaskan bahwa apa yang ada disisi Allah lebih baik dari pada segala urusan
aktifitas duniawi.
Surat Al
Qashash Ayat 77
Artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al
Qashash : 77)
1. Penjelasan
ayat
Pada ayat ini Allah memrintahkan
kepada orang-orang yang beriman agar dapat menciptakan keseimbangan antara
usaha untuk memperoleh keperluan duniawi dan usaha untuk keperluan ukhrawi.
Dalam
kaitannya dengan keseimbangan urusan duniawi dan ukhrawi, diriwayatkan oleh
Ibnu Askar bahwa Nabi SAW bersabda :
إعمل لدنياك كأنّك تعيس ابدا وواعمل
لأخرتك كأنّك تموت غدا.
“Kerjakanlah
urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah (Beribadah)
untuk akhiratmu sekan-akan kamu akan mati besok” (HR. Ibnu Askar)
Selanjutnya ayat di atas Allah
memerintahkan supaya berbuat baik kepada diri dan sesamanya (orang lain).
Kebaikan Allah yang maha rahman dan rahim keada seluruh makhluk-Nya tidak
terhitung jumlahnya.
Jenis-jenis perbuatan baik itu
sangat beragam, misalnya membantu orang yang membutuhkan pertolongan,
menyantuni anak yatim, bepartisipasi membangun masid, madrasah, jalan umum dan
lain-lain. Bebuat baik kepada orang lain artinya melakukan perbuatan yang baik
dan berguna untuk kepentingan orang lain, dengan segala potensi yang dimiliki. Maka
perbuatan baik itu bisa dilakukan dengan ucapan, tenaga, harta, ilmu dan
lain-lain. Dan berbuat baik terhadap diri sendiri, yaitu memelihara dan menjaga
diri dari bahaya. Misalnya memelihara diri supaya sehat jasmani dan rohani,
dengan memakan makanan yang halal lagi baik, berobat ketika sakit dan
lain-lain.[5][6]
Diakhir ayat ini Allah juga
memerintahkan kepada manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka bumi, seperti
menebang hutan tanpa perhitungan, mencemari air maupun udara, bahkan terhadap
sesama manusia saling menfitnah, adu domba, permusuhan dan pembunuhan. Semua
itu sangat di benci Allah, karena akan berakibat kerusakan alam dan hancurnya
kedamaian makhluk hidup. Larangan ini terdapat pada firman Allah QS Al A’raaf :
56 :
Ÿwur (#r߉šøÿè? †Îû ÇÚö‘F{$# y‰÷èt $ygÅs»n=ô¹Î) ÇÎÏÈ
56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya.
2.
Hal-hal yang
Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
a.
Allah SWT memerintahkan kepada orang mukmin agar
mengupayakan keseimbangan dalam memenuhi kepentingan duniawi dan ukhrawi.
b.
Allah SWT memerintahkan agar selalu berbuat baik
terhadap diri dan sesamanya sebagaimana dia teah berbuat baik kepada manusia.
c.
Allah memerintahkan kepada manusia agar tidak
berbuat kerusakan dimuka bumi, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang
demikian itu.
D. Hadist Tentang Etos Kerja
عن أنس رضي الله عنه قال : : كان رسول الله ص.م. يقول : اللّهمّ
أعوذبك من العجز والكسل والجبن واعوذبك من عذاب القبروفتنة المحياوالمماات. (رواه
مسلم)
Artinya :
“Dari Anas ra.
Berkata Rasulullah SAW bersabda : Ya Allah sesungguhnya aku ini berlindung
kepada-Mu (agar terhindar) dari sifat-sifat lemah, malas dan penakut, dan aku
berlindung pula kepaa-Mu dari siksa kubur, ujian hidup dan mati. ”
1. Penjelasan
Hadis
Hadist diatas berisi tentang doa
agar kita semua dijauhkan dari sifat lemah, malas dan penakut serta doa minta
dijauhkan dari siksa kubur dan ujian di
dunia maupun di akhirat. Dan sebagai konsekuensinya maka kita harus berusaha
sekeras mungkin untuk menghilangkan sifat-sifat buruk kita dan melakukan
kegiatan yang positif.
Sifat lemah
disini adalah meliputi lemah fisik dan mental. Jika fisik lemah maka tidak
dapat berusaha secara maksimal dan optimal. Sementara lemah mental bisa
menyebabkan seseorang tidak dapat berfikir dengan baik dan akan menyebabkan
kebodohan.
Sifat malas
disini meliputi malas beribadah, malas bekerja, malas bebelajar sebagai peajar,
maka kepada Allah SWT kita memohon agar dihindarkan dari sifat itu.
Sifat takut
mengandung maksud takut dalam mengerjakan kebaikan. Atau takut bukan pada
tempatnya, seperti takut pada selain Allah, yaitu kepada syaitan, tempat-tempat
angker, benda-benda keramat dan lain-lain. Maka dari itu kita hanya boleh takut
kepada Allah SWT akan adzab-Nya.
Sementara
untuk siksa kubur adalah memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari
adzab kubur. Maka dengan itu kita harus selalu melakukan amal shaleh dan berdoa
kepada-Nya. Adapun untuk ujian hidup dan mati adalah dengan memohon
perlindungan Allah dari fitnak ketika masih hidup dan fitnah ketika sudah
meninggal.
Ujian bagi
manusia dari Allah yang berupa ujian kebaikan, seperti harta, jabatan, anak dan
kesehatan. Sedangkan ujian yang sedikit kearah kurang baik, seperti kecelakaan,
kematian, kelaparan dan sakit. Maka dengan itu seseorang akan dinyatakan lolos
dari ujian jikalah ia mau bersyukur saat ia menerima ujian kebaikan. bersabar
dan bertawakal jikalah ia tertimapa ujian yang kurang baik.[6][7]
2. Hal-hal yang
Menunjukkan dan Menerapkan Prilaku Beretos Kerja
Sifat lemas, malas dan penakut
adalah sifat-sifat negatif yang berada dalam diri manusia. Karena itulah kita
harus membuang jauh-jauh sifat-sifat tersebut dari diri kita dengan cara giat
bekerja. Dengan giat bekerja maka kitan akan meraih kesuksesan dan kesuksesan
itu tidak luput dari rajin beribadah, bersyukur, sabar dan tawakal sebagai
kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup agar terhidar dari siksa kubur maupun
siksa neraka.
E. Kesimpulan
Setelah banyaknya pemaparan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa sesama mukmin hendaknya berlapang-lapang dada
terutama didalam majlis dan Allah mengangkat derajat kepada orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derjat.
Shalat jum’at adalah suatu kewajiban bagi orang-orang yang beriman,
karenanya bila waktunya telah tiba maka harus meinggalkan segala kesibukan dan
aktifitas duniawi. Jika telah kalian kerjakan shalat Jum’at maka bertebaran
dimuka bumi untuk mencari karunia Allah yang halal lagi baik, serta banyak
berdzikir kepada Allah dalam mencari rizki. Juga ingat bahwa jangan sekali-kali
lebih memprioritaskan kepentingan duniawi dari pada kepentingan ukhrawi.
Allah SWT memerintahkan kepada orang mukmin agar mengupayakan keseimbangan
dalam memenuhi kepentingan duniawi dan ukhrawi. Selalu berbuat baik terhadap
diri dan sesamanya sebagaimana dia telah berbuat baik kepada manusia. Dan tidak berbuat kerusakan dimuka bumi, karena Allah tidak menyukai
orang-orang yang demikian itu.
Sifat lemas, malas dan penakut adalah sifat-sifat negatif yang berada dalam
diri manusia. Karena itulah kita harus membuang jauh-jauh sifat-sifat tersebut
dari diri kita dengan cara giat bekerja. Dengan giat bekerja maka kita akan
meraih kesuksesan dan kesuksesan itu tidak luput dari rajin beribadah,
bersyukur, sabar dan tawakal sebagai kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup
agar terhidar dari siksa kubur maupun siksa neraka.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
Muhammad Daud, Pendidika Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1998).
Hamzah, Ya’qub, Etos Kerja Islami, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992).
Jamil,
Ahmad, Al Fatih, (Gresik : CV Putra Kembar Jaya, 2004).
Mulyadi, Al
Qur’an Hadist, (Semarang : PT Toha Putra, 2003).
Muslim,
Imam, diterjeahkan Daud, Ma’mur, Shahih Muslim, (Jakarta : Widjaya,
1996).
Supiana, Materi
Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2001).
Syukur,
Aisyah, dkk, Al Qur’an Hadis, (Gresik : CV Gani dan Son, 2004).