Tune Up
Tune Up adalah Cara mengembalikan
kondisi kendaraan ke semula. Kendaraan yang menempuh jarak dan waktu yang lama
biasanya mengalami gangguan - gangguan pada sistem - sistemnya. Oleh karena
itu, harus ada pengembalikan kondisi kendaraan agar kendaraan nyaman dipakai
kembali. Biasanya kerusakan pada kendaraan terjadi pada sistem pengapiannya.
Cara tune Up Pada Kendaraan terbagi
menjadi 2 bagian. Yaitu Tune Up pada mesin kendaraan Konvensiona, dan Tune Up
pada Kendaraan bermesin EFI (Elektronik Fuel Injection).
Berikut ini cara - cara memngembalikan
kondisi kendaraan (Tune Up) pada kendaraan bermesin konvensional.
1. Batrai ( Accumulator )
Bagian – bagian yang diperiksa pada
bateri adalah :
a.
Kotak Baterai
- Kotak Baterai ( tidak rusak )
- Terminal baterai (tidak longgar, tidak
berkarat )
- Penyangga baterai (tidak berkarat )
- Pengikat batrai ( tidak berkarat )
b.
Elektrolit Baterai (diukur dengan Hydrometer dengan standar ukuran 1,25 )
2. Saringan Udara (air filter)
Cara membersihkan saringan udara adalah dengan
menyemprotkan udara bertekanan dari kompresor ke dalam saringan udara. Catatan : jangan menyemprotkan udara
kebagian luar saringan udara karena dapat merusak elemen – elemen kertas pada
saringan udara tersebut.
3. Karburator
Karburator merupakan tempat pencampur antara udara dan bahan bakar lalu
mengirim campuran tersebut pada intake manifold lalu ke engine sesuai dengan
kebutuhan.
Cara pemeriksaan karburator adalah
sebagai berikut:
a. Katup throttle harus membuka penuh pada
saat pedal gas ditekan penuh, dan harus menutup penuh pada saat pedal gas
dikembalikan
b. Bahan bakar harus menyemprot pada saat
pedal gas ditekan penuh
c. Katup chuk harus menutup pada saat tuas
chuk ditarik, dan membuka pada saat tuas dikembalikan.
4. Coil Pengapian
Cara memeriksa koil pengapian :
a. Mengukur Tahanan Ballast, dapat dilihat
dari gambar dibawah (dengan standar ukuran 1,1 – 1,3 Ω).
b. mengukur tahanan primer coil dengan
tahanan ballast (standar ukuran 1,5 – 1,9 Ω).
c. tahanan sekunder coil (standar ukuran
10,7 – 14,5 KΩ)
5. Memeriksa busi dan kabel tegangan
tinggi
a. Secara Visual
Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir
atau isolator, keausan elektroda,gasket rusak atau berubah bentuk, elektroda
terbakar atau kotor berlebihan.
b.
Membersihkan Busi
Bersihkan busi dengan ampelas atau sikat
kawat, kalau ada pakailah alat pembersih busi dengan catatan jangan terlalu
lama, lalu semprot dengan udara bertekanan.
c. Menyetel celah busi
Setelah dibersihkan, pas kan celah busi
dengan menggunakan Feeler Gauge dengan celah antara 0,70 - 0,80 mm.
d. Memeriksa kabel tegangan tinggi
Periksa semua kabel tegangan tinggi busi
dan kabel tegangan tinggi dari coil dengan avometer ( Setandar ukuran kurang
dari 25 kΩ ).
6.
Memeriksa Tekanan Kompresi Engine
Cara Memeriksa Tekanan Kompresi Engine :
1) Panaskan engine sampai suhu kerja
engine.
2) Lepas semua busi
3) Lepas pegangan tinggi dari coil
agar aliran sekunder terputus
4) Masukkan alat kompresion tester
pada lubang busi,
5) Buka katup trottle penuh dan
starter engine pada putaran 250 Rpm maksimal 3 detik
6) Baca hasil pengukuran. Hasil
pengukuran antara 9 - 12 kg/cm2. Sesuaikan dengan manual merek
kendaraan yang diukur.
7. Distributor
a. Memeriksa tutup distributor
Pemeriksaan tutup distributor dari
kemungkinan retak, berkarat, kotor atau terbakar, terminal terminalnya kotor
atau terbakar dan pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.
b. Menyetel celah platina
Stel celah platina dengan feeler gauge
dengan standar ukuran 0,45 mm. Jika platina aus atau terbakar maka harus
diganti dengan yang baru.
c. Memeriksa sudut Dwell
Periksa sudut Dwell dengan menggunakan
Dwell tester. Dwell tester pada saat penguuran harus menunjukan pada angka 500
– 54o, jika tidak menunjuk pada angka tersebut maka harus diadakan
penyetelan ulang pada celah platina.
d. Mengukur tahanan kontak pemutus
Pada waktu kontak pemutus berhubungan
(menutup). Ukur tahanan kontak pemutus antara platina dengan body (Standar
ukuran 0Ω)
e. Memeriksa saat pengapian
Pada putaran maksimal 950 rpm saat
pengapian harus antara 5o – 15o sebelum TMA (titik mati atas) sesuai dengan
spesipikasi pabrik kendaraan tersebut. Penyetelannya dengan cara merubah posisi
distributor serta menggunakan alat Timming Light
f. Memeriksa kerja governor advancer
Cara pemeriksaannya yaitu dengan cara
memutar Rotor searah jarum jam, rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar
searah jarum jam.
8. Menyetel celah katup
Cara menyetel celah katup pada top 1:
1) TOP kan pada top 1 (tanda di
puli sejajar dengan angka nol) dengan cara memutar puli 360o searah
jarum jam.
2) Lihat distributor, rotor harus
menunjuk pada kabel busi no 1.
3) Katup yang bebas
- Silinder no 1 Ex dan In
- Silinder no 2 In
- Silinder no 3 Ex
4) Ukur celah katup yang bebas
diatas, antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker Arm). Dengan standar
ukuran katup hisap (in) : 0,20mm; katup buang (Ex) : 0,30mm. Ukuran tersebut
bisa berubah sesuai merek kendaraannya.
Cara menyetel celah katup pada top 4:
1) TOP kan pada top 4 (tanda di
puli sejajar dengan angka nol) dengan cara memutar puli 360o searah
jarum jam.
2) Lihat distributor, rotor harus
menunjuk pada kabel busi no 4.
3) Katup yang bebas
- Silinder no 4 Ex dan In
- Silinder no 3 In
- Silinder no 2 Ex
4) Ukur celah katup yang bebas
diatas, antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker Arm). Dengan standar
ukuran katup hisap (in) : 0,20mm; katup buang (Ex) : 0,30mm. Ukuran tersebut
bisa berubah sesuai merek kendaraannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar